Dalam rangka menyambut Dies Natalis yang ke-14, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Antar Bangsa dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) menggelar acara Webinar International. Acara yang mengangkat tema “Challenges in the Era of Artificial Intelligence (AI) and Digital Currency in the Education and Industrial Sectors” ini diselenggarakan secara daring melalui platform Zoom Meeting dan disiarkan melalui Channel Youtube Antar Bangsa Daqu pada Senin (26/7).
Acara tersebut dibuka langsung oleh Ketua Aptikom Nasional, Prof. Ir. Zainal Arifin Hasibuan, MLS., Ph.D. Dan dilanjutkan sambutan oleh Ketua STMIK Antar Bangsa, Ustadz Tarmizi Ashidiq, S.E, M.Ag.
“Perkembangan uang elektronik, keuangan digital mengalami perkembangan yang begitu pesat. Uang digital memberikan kemudahan setiap transaksi keuangan yang dilakukan hingga saat ini mulai bermunculan bank-bank digital sebagai salah satu lembaga keuangan legal yang melakukan transaksi keuangan digital. Alhamdulillah, KH. Yusuf Mansur dan Daarul Qur’an telah memiliki perusahaan yang beraktifitas bisnisnya sebagai PJSP yaitu Paytren Emoney,” ungkap beliau dalam video conferencenya.
Tidak hanya itu, beliau berpesan kepada civitas STMIK Antar Bangsa untuk dapat aktif dalam setiap perkembangan Artificial Intelligence yang dapat berperan positif bagi masyarakat luas.
“Selanjutnya apa yang dilakukan mahasiswa dan kampus, ikuti arus perkembangan, mendalami, mempelajarinya, dan menjadi bagian dari masyarakat yang ikut berperan positif dalam perkembangan dunia. Dalam hal ini, apakah Anda sebagai manusia pengguna, atau Anda sebagai manusia yang memberikan asupan inovasi wawasan baru, atau Anda hanya berdiam diri saja. Semuanya ada di tangan Anda. Bukan hanya handphone yang ada dalam genggaman, tetapi impian, dunia juga bisa ada dalam genggaman Anda,” lanjut beliau.
Hadir dalam kesempatan ini sejumlah narasumber. Diantaranya adalah Kepala Yayasan Bina Putra Putri Bangsa, KH. Ahmad Jamil, M.A. Hadir pula beberapa narasumber lain dari berbagai perguruan tinggi, baik dalam negeri ataupun luar negeri. Seperti dari Rektor Universitas Mahakarya Asia, Ferro Ferizka Aryananda, M.Sc, MBA. Peneliti Robotic and Artificial Intelligence (AI) dari Philadelphia University Jordan, Abdallah W. Almiutairi, B.Sc., M.Eng. International Islamic University, Dr. Noor Afzan Binti Salleh. Dan hadir pula Direktur RLC dan Sumber Daya Manusia Paytren Group, Ardian Asmar.
Untuk dapat memahami perkembangan Artificial Intelligence, Abdallah W. Almiutairi menjelaskan bagaimana sejarah Artificial Intelligence bisa mempengaruhi aspek kehidupan manusia. Dan ia melanjutkan bahwa persaingan di bidang Artificial Intelligence membutuhkan pemahaman yang mendalam dan data yang banyak.
“Model kompleks harus dapat diinterpretasikan. Data nyata membutuhkan lebih banyak kedalaman akademis dan agar pembelajaran mesin berfungsi dengan baik, Anda memerlukan banyak data,” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Noor Afzan dalam pemaparannya menjelaskan bagaimana Artificial Intelligence di bidang edukasi ini memiliki beberapa bidang yang dapat menunjang kehidupan masyarakat.
“Di bidang edukasi, Artificial Intelligence memiliki banyak sektor, di antaranya Engineering, Self Supervised Manufacturing System, Remote Sensing, Autonomus Cars, Management of Big Amount of Data, Education, Medical Diagnosis, dan Collaborative Robots,” ungkap ia.
Dr. Noor Afzan melanjutkan bahwa teknologi Artificial Intelligence dapat meningkatkan efisiensi dalam bekerja.
“Mesin bertenaga Artificial Intelligence hebat dalam melakukan tugas berulang dengan efisiensi luar biasa, dan mesin bertenaga Artificial Intelligence dapat melakukan tugas-tugas penting sehingga hasil yang diperoleh memiliki akurasi yang lebih tinggi,” lanjut Dr. Noor Afzan.
Selanjutnya, Rektor Universitas Mahakarya Asia, Ferro Ferizka Aryananda, M.Sc, MBA, mengungkapkan pemaparannya tentang membangun masa depan masyarakat dan pendidikan melalui Digital Currency.
“Mengacu pada segala cara pembayaran yang murni dalam bentuk elektronik. Digitalisasi uang tidak berwujud seperti uang kertas dolar. Itu dicatat dan ditransfer menggunakan komputer,” ujar Ferro.
Ia melanjutkan bahwa uang digital dapat mewakili mata uang kertas dan bisa digunakan dalam bertransaksi.
“Uang digital juga dapat mewakili mata uang fiat, seperti dolar atau euro. Uang digital dipertukarkan menggunakan teknologi seperti smartphone, kartu kredit, dan pertukaran mata uang kripto online,” lanjut ia.
Selanjutnya, Direktur RLC dan Sumber Daya Manusia Paytren Group, Ardian Asmar mengungkapkan juga tentang bagaimana mata uang digital ini sangat berkembang pesat dari waktu ke waktu. Dan ia menjelaskan juga bagaimana menagntisipasi tantangan Digital Currency di sektor pendidikan ini agar tidak terjadi gelombang disrupsi.
“Mata uang digital akan berkembang dari waktu ke waktu. Sektor pendidikan menghadapi tantangan untuk mengantisipasi gelombang disrupsi dengan bergabung dalam diskusi, terlibat dalam teknlogi,” ucap ia.
Selanjutnya, acara diisi oleh sesi tanya jawab antara peserta dengan narasumber. Acara ini diikuti oleh 200 peserta yang terdiri dari para Dosen dan Mahasiswa dari sejumlah kota di Indonesia. Hadir pula peserta dari luar negeri. (red-editor)